Subscribe:

Jumat, 07 Desember 2012

makalah PPD


TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu Setyo Eko Atmojo, M.Pd

Disusun oleh:
1.     Riza Syarifudin                    (11144600121/A4)
2.     Tataq Wedaringtyas            (11144600144/A4)
3.     Kartika Sari                         (11144600146/A4)
4.     Wiwin Sholikhah                 (11144600153/A4)
5. ……..



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Makalah  yang berjudul “Teori Perkembangan Kognitif Piaget” dapat diselesaikan. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik sebagai tugas Semester Genap.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Setyo Eko Admojo, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan makalah ini. Serta semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah.
Kami menyadari adanya kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini,  kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.

      Yogyakarta, 7 Maret  2012
     Penulis








DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I (PENDAHULUAN) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A.    LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.     RUMUSAN MASALAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C.     TUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D.    MANFAAT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II (PEMBAHASAN) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB III (PENUTUP) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .












Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pengetahuan tidak berbentuk kesadaran aprori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, terbentuk dari perceptual, oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut tinjauan biologi serta antarafikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif.

Piaget, dalam Bringuier, 1980, hlm. 110.

Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan membentuk struktur yang diperlukan dalam interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak-kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.
Perkembangan cara berfikir berlainan dari masa bayi sampai usia dewasa meliputi tindakan bayi, pra operasi, operasi kongkrit dan operasi formal. Proses dibentuknya setiap struktur yang lebih kompleks ini adalah asimilasi dan akomodasi, diatur oleh ekuilibrasi.
Piaget memberikan proses pembentukan pengetahuan dari pandangan yang lain, beliau menguraikan pengalaman fisik atau pengetahuan eksogen, merupakan abstrak dari cirri-ciri obyek, pengalaman logis, matematis atau pengetahuan endogen disusun melalui reorganisasi proses pemikiran anak didik. Struktur tindakan , operasi kongkrit dan operasi formal dibangun dengan jalan logis-matematis.
Sumbangan bagi praktek pendidikan untuk karya-karya Piaget mengenali pengetahuan disosialisasikan dari sudut pandangan anak. IMplementasi kurikulum menjadi pelik oleh kenyataan bahwa teorinya tidak memasukan hubungan antara berfikir logis dan pelajaran pokok seperti membaca dan menulis.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dirumuskan sebagai berikut:
a.       Apa pengertian dari kognitif ?
b.      Apa prinsip-prinsip dari teori piaget ?
c.       Apa aspek-aspek intelegensi itu?
d.      Bagaimana teori perkembangan piaget ?

C.     Tujuan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan sehingga tujuan pembuatan makalah sebagai berikut:
a.       Memaparkan tentang pengertian kognitif
b.      Memaparkan prinsip dasar teori piaget
c.       Memaparkan aspek intelegensi
d.      Memaparkan teori perkembangan piaget

D.    Manfaat
Berdasarkan latar belakang di atas, maka manfaat yang diperoleh sebagai berikut:
a.       Mengetahui dan memahami pengertian dari kognitif.
b.      Dapat menyebutkan prinsip-prinsip dari teori piaget.
c.       Memahami dan menyebutkan aspek-aspek intelegensi.
d.      Memahami teori perkembangan piaget.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kognitif
Kognitif adalah salah satu unsure dalam kaidah pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (application ), analisa (analysis), sintesa (synthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Teori kognitif menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang dating kepada dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari sering mendengarkan kata kognitif. Dari aspek pendidikan misalnya, seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa.
Jean piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian ( adaptasi).
Kecenderungan organisasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organism untuk mengintregasi proses sendiri menjadi system-sistem yang koheren. Adaptasi dapat dilakukan sebagai kecenderungan bawaan setiap organism untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan sosial.
Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.

B.     Prinsip Dasar Teori Piaget
Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yang menyaluruh, mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi dan psikologi ( perkembangan jiwa).
Piaget menerangkan inteligensi sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap lingkungan. Contoh : manusia tidak mempunyai mantel berbulu lembut untuk melindunginya dari dingin, manusia tidak mempunyai kecepatan untuk lari dari hewan pemangsa, manusia tidak mempunyai keahlian dalam memanjat pohon, tetapi manusia memiliki kepandaian memproduksi pakaian dan kendaraan untuk transportasi.
Faktor yang berpengaruh dalam perkembangan kognitif, yaitu:
1.      Fisik
Interaksi antara individu dan dunia laut merupakan sumber pengetahuan baru, kontak dengan dunia fisik tidak cukup megembangkan pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman.
2.      Kematangan
Kematangan system syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak memproleh manfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri.
3.      Pengaruh social
Lingkungan social termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif.
4.      Proses pengaturan diri yang disebut ekuilibrasi
Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri, mengatur interaksi spesifik dari individu dengan lingkungannya maupun pengalaman fisik, pengalaman social dan perkembangan jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu.

C.     Aspek Intelegensi
Menurut Piaget, intelegensi dapat dilihat dari 3 persepektif berbeda:
1.      Struktur disebut juga scheme (skema)
Struktur dan organisasi terdapat di lingkungan, pikiran manusia lebih meniru struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia dengan dunia luar, mencocokan dunia ke dalam “ mental framework “ sendiri. Struktur kognitif merupakan mental framework yang dibangun seseorang dengan mengambil informasi dari lingkungan dan menginterpretasikan, mengorganisasikan serta mentransformasikan ( Flavell, Miller dan Miller).
Dua hal penting yang harus diingat tentang membangun struktur kognitif:
a.       Seseorang terlibat secara aktif dalam membangun proses.
b.      Lingkungan dimana seseorang berinteraksi penting untuk perkembangan struktural.
2.      Isi (content)
Yaitu pola tingkah laku spesifik individu menghadapi sesuatu masalah. Merupakan materi kasar, karena Piaget kurang tertarik pada apa yang anak-anak ketahui, lebih tertarik pada apa yang mendasari proses berfikir. Piaget melihat “isi” kurang penting disbanding dengan struktur dan fungsinya. Bila isi adalah “apa” dari intelegensi, sedangkan “bagaimana” dan “mengapa” ditentukan oleh kognitif atau intelektual.
3.      Fungsi (fungtion)
Yaitu suatu proses dimana struktur kognitif dibangun. Semua organism hidup yang berinteraksi dengan lingkungan mempunyai fungsi melalui proses organisasi dan adaptasi. Organisasi cenderung untuk mengintregasi diri dan dunia ke dalam suatu bentuk dari bagian menjadi satu kesatuan yang penuh arti, sebagai suatu cara untuk mengurangi kompleksitas.
Adaptasi terhadap lingkungan terjadi dalam 2 cara:
a)      Organisme memanipulasi dunia luar dengan cara membuat menjadi serupa dengan dirinya. Proses ini disebut asimilasi. Asimilasi mengambil sesuatu dari dunia luar dan mencocokannya ke dalam struktur yang sudah ada. Contoh: manusia mengasimilasi makanan dengan membuatnya ke dalam komponen nutrisi, makanan yang mereka makan menjadi bagian dari diri mereka.

b)      Organisme memodifikasi dirinya sehingga menjadi menyukai lingkungan. Proses ini disebut akomodasi. Ketika seseorang mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan eksternal. Contoh: tubuh tidak hanya mengasimilasi makanan tetapi mengakomodasikannya dengan menskresi cairan lambung untuk menghancurkan dan kontraksi lambung mencerna secara involunter.

D.    Teori Perkembangan Piaget
Jean Piaget, merancang model yang mendeskripsikan bagaimana manusia memahami dunianya dengan mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi.
Menurut Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif dipengaruhi oleh maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi social. Kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang terprogram secara genetic. Aktivitas berkaitan dengan kemampuan untuk menangani lingkungan dan belajar darinya. 
Tahap-tahap Perkembangan
Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkolerasi dengan semakin canggih seiring perkembangan usia:
1.               Periode sensorimotor (usia 0-2 tahun )
2.               Periode praoperasional (usia 2-7 tahun)
3.               Periode operasional konkrit (usia 7-11 tahun)
4.               Periode operasional formal ( usia 11 tahun sampai dewasa)

1.      Tahap Sensorimotor
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleksbawaan, dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan. Piaget berpendapat bahwa tahapan menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial / persepsi dalam 6 sub tahapan: 
a.       Sub-tahapan skema refleks, mencul saat lahir sampai usia 6 minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
b.      Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia 6 minggu sampai 4 bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
c.       Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia 4 sampai 9 bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antar penglihatan dan pemaknaan.
d.      Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia 9-12 bulan, saat berkembang kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen.
e.       Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia 12-18 bulan  dan berhubungan terutama dengan penemuan cara baru untuk mencapai tujuan.
f.       Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan dengan tahapan awal kreativitas.

2.      Tahapan Praoperasional
Dengan mengamati urutan permainan, Piaget menunjukkan bahwa setelah akhir usia 2 tahun jenis yang secar kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran praoperasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan mental secara objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang   secara logika tidak memadai. Dalam tahapan praoperasional, anak belajar menggunakan dan mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu cirri, seperti mengumpulkan semua benda merah dengan bentuk berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda dengan warna berbeda.

3.      Tahapan Operasional Konkrit
Muncul antar usia 6-12 tahun dan mempunyai cirri berupa penggunaan logika memadai. Proses penting selama tahapan operasional konkrit adalah:
a.       Pengurutan
Yaitu kemampuan untuk mengurutkan objekmenurut ukuran dan  bentuk. Contoh: bila diberi bemda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
b.      Klasifikasi
Yaitu kemampuan untuk member nama dan mengidentifikasi serangkain benda menurut tampilan, ukuran, atau karakteristik, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda dapat menyertakan benda lain ke dalam rangkain tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animism (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan).
c.       Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Contoh: anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tetapi pendek lebih sedikit isinya disbanding cangkir kecil yang tinggi.
d.      Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau bendadapat diubah, kemudian kembali ke keadaan semula. Contoh: anak dengan cepat menentukan 4+4=8, 8-4=4, jumlah sebelumnya.
e.       Konservasi
Memahami kuantitas, panjang, atau jumlah benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek. Contoh: bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas akan tatap sama banyak dengan cangkir lain.
f.       Penghilangan sifat Egosentrisma
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang berpikir dengan cara yang salah). Contoh: tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti tetap menganggap boneka ada di dalam kotak walaupun anak tahu bahwa boneka sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

4.      Tahap Operasional Formal
Tahap ini mulai dialami anak dalm usia 11 tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap operasional formal adalah di perolehnya kemampuan untuk berfikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” diantaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan opersional formal muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan tahap operasional formal, sehingga tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

Keempat tahapan di atas memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a.       Dapat dicapai dalam usia bervariasi, urutannya sama, tidak ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
b.      Universal (tidak terkait budaya)
c.       Bisa digeneralisasi (representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku pada semua konsep dan isi pengetahuan).
d.      Tahapan berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis.
e.       Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, lebih terdiferensiasi dan terintregrasi).
f.       Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir.

Pembelajaran dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada:
1.      Berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya dan mengutamakan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran serta memaklumi adanya perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan yang dapat dipengaruhi oleh perkembangan intelektual anak.
2.      Teori dasar perkembangan kognitif dari Jean Piaget mewajibkan guru agar pembelajaran diisi dengan kegiatan interaksi inderawi antara siswa dengan benda dan fenomenakonkrit yang ada di lingkungan serta dimaksudkan untuk menumbuh-kembangkan kemampuan berpikir, antara lain berpikir konservasi.
3.      Piaget memusatkan pada tahap perkembangan intelektual yang dilalui oleh semua individu tanpa memandang latar konteks social dan budaya, yang mendalami bagaimana anak berpikir dan berproses berkaitan dengan perkembangan intelektual.
4.      Menurut Piaget, siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri.
5.      Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus-menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan memodifikasi pengetahuan awal.
6.      Piaget menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus-menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu menurut Piaget, memotivasi mereka untuk aktif membangun pemahaman tantang lingkungan yang mereka hayati.




























BAB III
PENUTUP


Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungan. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa.

Jean Piagat dikenal dengan teori perkembangan intelektual yang menyeluruh, yang mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi dan psikologis. Bayi lahir dengan reflex bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang lebih kompleks. Pada masa kanak-kanak, anak belum mempunyai konsepsi tentang objek tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan inderanya. Anak dapat mengetahui symbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal yang abstrak (tak berwujud).

Menurut Piaget, intelegensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda:
1.      Struktur
2.      Isi
3.      Fungsi

Menurut Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif dipengaruhi oleh maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi social. Maturasi atau kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang terprogram secara genetik.



DAFTAR PUSTAKA

Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, CV Rajawali UniversitasTerbuka, 1991
WikipediaVALMBANDLatar Belakang Jean Piaget,arthachristianti.wordpress.comPembelajaran Guru, Berbagai Bahan Terkait Model-Model Pembelajaran
By Gina F & Balya Hulaimy, Ibid., hlm. 28
Anita Woolfolk, Educational Psychology, Active Learning Edition, Bagian Pertama, Edisi Bahasa Indonesia. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar : 2009) hlm. 49-50
Santrock, op. cit., hlm 38-44
Jamaris. Op. Cit., hlm. 37
Anita Woolfolk. Educational Psychology. Edisi Bahasa Indonesia. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 51

0 komentar:

Posting Komentar